Social Icons

Friday, August 2, 2013

Pasar……Dibakar atau Terbakar ?

SELALU dini hari, selalu dekat-dekat hari raya dan biasanya hari Rabu. Itu adalah sedikit catatan penting mengenai serangkaian peristiwa terbakarnya beberapa pasar di Kota Kendari. Minggu lalu pasar korem terbakar, beberapa tahun lalu pasar baru yang terbakar setelah Idul Adha. Apakah ini musibah atau memang ada upaya “nakal” dari orang tertentu. Sampai sekarang polisi pun sulit menjawabnya?
   
Hingga saat ini, pasar sentral Kota Kendari di kota lama belum juga kelar dibangun setelah dihanguskan api beberapa tahun lalu. Kemudian, pasar baru di Wuawua juga ludes. Proses pembangunannya sampai sekarang pun tak kunjung kelar. Pasar panjang di Bonggoeya, tempat relokasi para pedagang sekarang sepertinya sudah akan jadi permanen.
   
Belum pula kelar urusan di dua pasar itu, mendadak ada kebakaran besar di pasar samping Korem. Memang ini dikelola oleh pihak swasta karena beraktivitas di lahan seorang pengusaha di kota ini. Tapi ratusan orang menggantungkan hidup dari aktivitas perkulakan di areal itu. Jika benar-benar dugaan orang bahwa itu sengaja dibakar karena ada rencana besar dari para penguasa, maka seperti kata Rhoma Irama…Terlaaaaaaluu.
   
Dua hari lalu, warga Kota Kendari kembali dikejutkan dengan kabar terbakarnya sebuah pusat transaksi besar di Jalan Ahmad Yani. Pasar yang disesaki dengan pakaian bekas ini juga ludes dilalap si jago merah, ketika sebagian pemilik lodsnya sedang menyiapkan diri makan sahur. Sontak, kebakaran yang meluluhlantakan kawasan tersebut dan menghanguskan miliaran rupiah asset para pedagang.
   
Entah bagaimana mendefinisikikan duka yang membalut warga kota ini. Banjir baru saja dilalui dengan segala kesulitannya, mendadak muncul lagi masalah baru. Apakah ini ada kaitannya dengan sebuah scenario besar para pemilik modal untuk membangun kawasan penjualan RB yang lebih besar, dan satu-satunya cara mengalihkan para konsumen setia pasar RB, hanyalah dengan cara membakar.
   
Tentu itu sulit dibuktikan dan tak layak jadi spekulasi. Tapi tak boleh juga kita melarang orang berpikir demikian. Kecenderungan munculnya para pemodal besar masuk berinvestasi di Sultra memang selalu ditandai dengan hal-hal yang kontroversi. Sebuah mega mall yang hadir di jalan MT Haryono juga muncul tiba-tiba dan langsung menggusur gedung KNPI dan Pramuka. Memang tak ada pembakaran, tapi sampai sekarang kabar adanya pergantian gedung itu juga lenyap.
   
Bersabar menjadi satu-satunya hal yang bisa dilakukan para pedagang yang tertimpa musibah. Pemerintah juga tak boleh tinggal diam, kendatipun yang bisa dilakukan hanyalah memberi mereka semangat dan mencarikan lahan ideal untuk bisa melanjutkan bisnis itu. Tidak adil jika musibah ini dibebankan sendiri kepada para pedagang tanpa ada kepedulian sama sekali dari pemerintah.
   
Apapun alasanya, mereka tetaplah warga Sultra dan Kota Kendari. Mereka membayar pajak seperti warga lainnya, mereka menyalurkan hak politiknya seperti halnya masyarakat pemilih lainnya. Soal apakah mereka memilih pemimpin terpilih sekarang, itu lain soal. Mereka tetaplah harus jadi urusan dan kepedulian pemerintah. Memulihkan mental para pedagang yang terkena musibah adalah hal terpenting yang wajib dilakukan pemerintah sekarang ini.
   
Soal apakah itu terbakar atau kebakaran, nantilah jadi urusan polisi. Apakah kemudian kalau benar dibakar semua akan sama seperti dulu. Tentu tidak lagi. Saatnya bangkit bersama, menatap masa depan yang pasti lebih baik. Iklim ekonomi Sultra sedang menggeliat dan selalu ada rejeki Tuhan yang dilimpahkan kepada orang-orang sabar.(***)

No comments:

Post a Comment