Social Icons

Friday, July 26, 2013

Melihat Dekat Ritual Qunut Ramadhan di Buton


Tradisi Sejak Abad 16, Gambaran Proses Lahir Manusia


Tiap Ramadan, Buton punya tradisi menarik dan tetap lestari hingga sekarang, yakni ritual Qunut yang digelar tiap malam ke 15 Ramadan. Tradisi itu sudah terjaga sejak Islam masuk wilayah Kesultanan Buton. Tahun ini, ritual qunut itu digelar di Baruga Benteng Keraton Buton. Ritual tersebut merupakan simbol proses kehidupan manusia.
 
KESULTANAN Buton di era kejayaannya dulu, sangatlah kental dengan berbagai tradisi Islam. Wilayah ini memang dikenal sebagai daerah dimana ajaran suci itu pertama kali masuk di Sultra. Kekentalan penyembahan kepada yang maha kuasa bisa terlihat jelas tiap Ramadan tiba. Di Buton, ada tradisi qunut yang digelar tiap malam ke-15.

   
Pemerintah Kota Baubau tetap menjaga warisan tradisi religi ini. Sejak pelaksanaan puasa, telah menghiasi berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatan, sebagai bentuk aplikasi terhadap nilai-nilai Islam yang menjadi pedoman bagi umat yang beragama. Dalam Qunut Ramadhan banyak terungkap pentingya bulan suci ramadan. Hal itu dikarenakan didalamnya banyak terkandung nilai-nilai Islam yang perlu menjadi pedoman sebagai umat yang beragama.    
   
Pemahaman masyarakat Buton dalam ajaran Islam khususnya rukun puasa Ramadhan tidak terpisahkan dengan sendi-sendi kehidupan dalam proses kehidupan manusia. Hal ini ditandai pada saat manusia merasakan lapar dan dahaga ketika menjalankan puasa dimana itu merupakan simbol khusus bagaimana seorang ibu yang sedang mengandung yang harus berjuang dengan penuh kesabaran dan pasrah sebagai manifestasi awal dari proses kejadian tersebut.
   
Selain itu, diyakini bahwa setiap orang yang berpuasa dari hari pertama sampai kesepuluh disimbolkan dirinya sementara berada di alam arwah. Puasa pada hari kesebelas sampai hari kelima belas merupakan simbol bahwa manusia telah memasuki Miskal dan ketika memasuki hari keenam belas manusia telah memasuki alam azam dimana proses kejadian manusia telah berusia 120 hari berada dalam kandungan dan saat itulah Tuhan melalui Malaikatnya akan meniupkan roh kedalam kandungan seorang ibu sebagai persiapan memasuki alam insan atau manusia yang sempurna.
   
Qunut ramadhan dilaksanakan setiap 15 puasa atau 16 malam ramadhan dimulai jam 00.00 tengah malam dihadiri seluruh sarana hukumu (perangkat masjid) masjid agung keraton bersama pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan shalat tarwih secara berjamaah berdoa dan bermunajad kehadirat Allah SWT. Melalui prosesi qunut ramadhan ini diharapkan terjalinnya hubungan yang baik antara ulama dan umarah.
   
Seusai tarawih dan qunut tersebut maka dilakukan dengan sahur bersama yang diawali dengan pembacaan doa awal oleh seorang moji (perangkat adat) yang tertua dari segi usia bertempat di baruga keraton. Doa bersama ini dimaksudkan untuk memohon kehadirat Allah SWT, agar masyarakat dinegeri ini tetap dilimpahkan diberikan rezki, diberikan rasa aman, dijauhkan dari segala mara bahaya.
   
Demikian pula harapan seluruh masyarakat dan pemerintah Kota Baubau menjadi menjadi kota budaya yang produktif melalui optimalisasi sumberdaya lokal secara profesional dan amanah menuju masyarakat yang sejahtera bermartabat dan religi dapat tercapai.
Sebagai rangkaian kegiatan prosesi qunut ramadhan akan diakhiri dengan pelaksanaan prosesi Qaderi yang akan dilaksanakan pada malam ke dua puluh tujuh Ramadhan. Dimana disimbolkan bahwa  prosesi kejadian manusia akan berpindah ke alam insan yaitu menuju kelahiran dengan keyakinan bahwa rahmad Lailatur Qadar akan turun kepada seluruh umat manusia. Dan melalui 1 syawal semua manusia akan mensucikan diri lahir dan batin yaitu kembali pada fitrahnya sebagaimana seorang yang baru dilahirkan oleh ibunya.
   
Walikota Baubau, AS Thamrin yang didampingi Wakil Walikota Baubau, Wa Ode Maasra Manarfa dalam kesempatan itu mengungkapkan, ritual malam Qunut merupakan ritual keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Ritual ini juga merupakan interaksi kebatinan antara ulama dan umara. "Jadi selain melaksanakan sahur bersama juga nuansanya itu adalah nuansa spritual. Jadi pengertiannya umara itu syara masjid dan pemerintah. Kedua komponen itu akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," kata AS Thamrin usai mengikuti ritual malam Qunut.
   
Ditambahkan, hikmah dibalik ritual-ritual keagamaan seperti ini nantinya akan saling melengkapi. Karena para hukumu (perangkat masjid) ini tentu mendoakan agar masyarakat dan daerah ini selalu terhindar dari mara bahaya. Masyarakat juga bisa mendapatkan keberkahan dari Yang Maha Kuasa, dari sisi batiniah seperti itu. "Sedangkan dari sisi pemerintahan tentu kita melaksanakan pembangunan secara reel bersama-sama antara lintas SKPD, DPRD serta forum komunikasi daerah yang tentunya berjalan bahu-membahu saling mendukung pembangunan daerah ini," tutupnya.

Oleh: Hariman, Baubau

No comments:

Post a Comment